WELCOME

WELCOME TO MY BLOG

Sabtu, 14 Maret 2015

KONSEP DAN KONSTRUK VARIABEL SERTA DEFINISI OPERASIONAL pada Metodologi Penelitian Pendidikan

PENDAHULUAN
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian
tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu.
Dalam rancangan variabel penelitian, perlu penegasan batasan pengertian yang bersifat operasional. Hal itu dilakukan dengan pendefinisian yang bukan kata per kata, tetapi per’istilahan’ yang dipandang masih belum operasional. Kendati demikian, bagaimana cara melakukan pola yang baik dalam definisi operasional, agar ada kecocokan yang sempurna antara istilah dengan realita.
Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar konsep dan konstruk variabel serta definisi operasional akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
  

PEMBAHASAN
A.      Pengertian Konsep dan Konstruk
1.         Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dari generalisasi “particulars” Berat (weight) adalah konsep karena berat merupakan ekspresi sejumlah observasi dari segala sesuatu yang berkisar dari ringan hingga berat[1]. Energi, daya, berat jenis, tahanan listrik adalah konsep-konsep yang biasa dipakai oleh peneliti fisika. Konsep-konsep tersebut lebih abstrak dibanding ketinggian, berat dan panjang. Konsep yang mudah dikenal dalam penelitian sosial adalah prestasi. Prestasi adalah abstraksi yang dibentuk dari pengamatan perilaku tertentu dari seorang (misal siswa). Perilaku itu dikaitkan dengan pemahaman atau kompetensi dalam mengerjakan tugas-tugas guru dalam pelajaran Matematika, Bahasa, Fisika, dan lain-lain. Contoh lain dari konsep misalnya kecerdasan, agretifitas, kejujuran, kepuasan, kerja, kesetiaan (loyalitas), dan sebagainya. Konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk proposisi, dan proposisi itu membentuk teori.[2]
Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian tertentu. Rambu-rambu lalu lintas adalah simbol, dan simbol itu menunjuk pada suatu pengertian tertentu yang perlu dipahami dan dipatuhi sebagai suatu peraturan. Sekolah adalah istilah dan istilah ini mengingatkan kita pada sesuatu yang kongkret seperti gedung, guru, murid, pelajaran, dan sebagainya. Wawewo juga sebuah istilah tetapi istilah ini tidak mengandung makna, tidak menunjuk pada suatu pengertian, karena itu bukan konsep.
Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk pada sesuatu yang kongkret. Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi dan ada yang rendah. Misalnya, “minat” adalah suatu konsep yang sukar dicarikan hal-hal kongkret sebagai penunjuknya, tetapi “kursi” adalah kosep yang sangat mudah dihubungkan dengan hal yang kongkret. Konsep-konsep yang dimiliki ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Konsep seperti ini oleh Kerlinger disebut construct atau konsep nominal
Konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala-gejala pengamatan. Proses ini berjalan secara induktif, dengan mengamati sejumlah gejala secara individual, kemudian merumuskannya dalambentuk konsep. Konsep bersifat abstrak sedangkan gejala bersifat kongkret (lihat Gambar 1.1)
                                                Dunia abstrak (konsep)
Text Box: RUMAH
 


                                              
Text Box: RUMAH
 


                                                                                    Dunia nyata
 





           
Konsep berada dalam bidang logika (teoritis) sedangkan gejala berada dalam dunia empiris (faktual)[3]. Memberikam konsep pada gejala itulah yang disebut konseptualisasi. Konsep bersifat abstrak dan dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus. Babie mengatakanya sebagai the procces through wich we specify precisely what we mean when we use paticular terms (proses dengan mana kita memberi nama yang khusus secara tepat yang menggambarkan apa yang kita maksudkan)
2.         Konstruk
Dalam mendeskripsikan variabel, peneliti tidak harus terpancing dengan nama variabel secara persis, namun juga dipertimbangkan teori-teori yang berkaitan dan dekat dengan variabel tersebut. Contoh variabel motivasi pelayanan untuk mendapatkan pemahaman tentang motivasi pelayanan dapat diambil dari sumber-sumber misalnya motivasi kerja, motivasi berprestasi, motivasi belajar, dan lain-lain. Setelah variabel penelitian dideskripsikan secara baik, kemudian peneliti menutup uraian teori tiap variabel dengan suatu konstruk. Konstruk  atau bangunan pengertian atau konsep yang digunakan dalam penelitian merupakan pendapat peneliti tentang variabel tersebut dimana maknanya akan dipergunakan sebagai landasan dalam penelitian. Konstruk lahir karena peneliti terinspirasi dari berbagai teori atau kajian yang disusunnya. Untuk itu penempatan konstruk pada alenia terakhir dari setiap kajian teori per variabel.[4]
Konstruk atau konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum yang pengertiannya tidak terikat pada waktu dan tempat. Misalnya “motivasi belajar mahasiswa di Indonesia. Motivasi adalah konsep yang bersifat umum tetapi, motivasi belajar mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada mahasiswa di Indonesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan konstruk dan motivasi belajar mahasiswa dinamakan konsep. [5]
B.       Pengertian Variabel
Kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabanya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.[6]
Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian, F.N Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki, dalam jenis kelamin dan, insaf dalam konsep kesadaran[7].
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki --- perempuan; berat badan, karena ada berat 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan sebagainya. Contoh variabel kualitatif misalnya kemakmuran kepandaian.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain atau antara satu obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan farhady, 1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Demikian juga motivasi, persepsi dapat juga dikatakan variabel karena misalnya persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi.
Variabel sering dirancukan dengan konstruk (konstruk adalah bangunan pengertian atau sifat dari yang akan dipelajari)[8]. Variabel juga disebut sebgai sifat yang diambil dari suatu nilai yang bervariasi yang dimiliki oleh objek. Artinya variabel adalah suatu sifat objek yang nilainya bervariasi. Jika ditinjau dari konsepnya , atribut berbeda dengan variabel. Atribut adalah konsep yang memiliki ciri khas (property) sehingga dapat dibedakan. Konsep seperti itu mengandung informasi yang bersifat kategorial, misalnya jenis kelamin, suku, agama yang dianut dan sebagainya. Informasi yang sifatnya kategorial tersebut adalah susuan pengertian atau bentuk pernyataan yang dibuat oleh peneliti dan telah diberi makna. Konsep sering dipergunakan dalam penelitian kualitatif; setiap peneliti memiliki otoritas dan ketergantungan terhadap teori. Contoh wanita, jawa, kaya dan sebagainya. Variabel adalah konsep yang mengandung ciri khas yang dapat diukur atau dapat menunjukan adanya derajat. Contoh, kewanitaan, kejantanan, kekayaan, dan sebagainya.
Sekali lagi variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka[9]. Dari sumber SK Mentri P dan K No. 0259/U/1977 taggal 11 juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan menyusun suatu informasi. Sedangkan informasi adalah ahsil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.
Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan sub-variabel ini tidak mudah, karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berfikir pelakunya.
Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini disebut juga kategorisasi[10]kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh kesadaran masyarakat, jika akan mengukur apakah seseorang cukup besar tingkat kesadaran bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya, bukti-buktinya.

MENENTUKAN VARIABEL[11] gambar 1.2
Langkah 1
Memilih Masalah
                                                                       Langkah 2
Studi Pendahuluan
Langkah 3
 Merumuskan Masalah
Text Box: Langkah 4b             
 Langkah 4                           Langkah 4a
                                        Merumuskan Anggapan dasar                             Hipotesis                                  
                                                                               
Langkah 5
Memilih Pendekatan
Langkah 6a                                                                                                          Langkah 6b
Menentukan Variabel                                                                        Menentukan sumber data
 


Langkah 7
Menentukan dan Menyusun Instrumen
Langkah 8
Mengumpulkan Data
Langkah 9
AnalisData
Langkah 10
Menarik Kesimpulan
Langkah 11
Menyusun laporan
C.      Jenis-Jenis Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka jenis-jenis variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1.         Variabel Independen: variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempemgaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)[12].
2.         Variabel Dependen: sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.[13]
3.         Variabel Moderator: adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel moderator disebut juga variabel independen ke dua.[14]
4.         Variabel Intervening: Dalam hal ini Tuckman (1998) menyatakan “An intervening variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure or manipulate”. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur[15]. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.                                     
5.         Variabel kontrol: adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehigga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunkan oleh penelit, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan[16].
D.      Hubungan dan Contoh Variabel
Sebelum mengetahui hubungan antar variabel, perlu diketahui pentingnya memahami sebuah variabel. Untuk memahaminya dibutuhkan kemampuan analisa atau identifikasi pada setiap variabel.[17]
Berikut hubungan variabel dan contohnya.
1.         Hubungan variabel independen, variabel dependen[18]
 





2.         Hubungan variabel independen-moderator, dependen
 








Hubungan suami isteri akan semakin kuat, apabila mendapatkan amanat dari Allah swt berupa anak, dan akan akan semakin renggang apabila ada pihak ke tiga itu mencampuri hubungannya. Jadi, anak sebagai variabel moderator yang memperkuat (positif), sedangkan fihak ke tiga merupakan variabel moderator yang memperlemah hubungan (negatif).




 






Hubungan motivasi kerja dengan produktivitas kerja akan semakin kuat apabila adanya peran seorang pemimpin yang dapat menciptakn suasana kerja lebih enjoy dan menyenangkan. Begitupun peranan pemimpin sebagai variabel moderator, tidak pernah memberikan apresiasi kepada bawahan walaupun kata ‘selamat’ itu akan mempengaruhi hubungan motivasi kerja dengan produktivitas kerja.
3.         Text Box: GAYA HIDUP
(Variabel Intervening)
Text Box: HARAPAN HIDUP
(Variabel Dependen)
Text Box: PENGHASILAN
(Variabel Independen)
Hubungan variabel independen-moderator-intervening, dependen
 





Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya usia). Dalam hubungan antara penghasilan dengan gaya hidup, terdapat budaya lingkungan tempat tinggal/variabel moderator.
4.         Hubungan variabel independen-kontrol, dependen
Text Box: NASKAH, TEMPAT, MESIN TIK SAMA
(Variabel Kontrol)
 







Dengan adanya variabel kontrol maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap skill mengetik dapat diketahui lebih pasti.
Analisis yang bisa dilakukan agar dapat menentukan variabel independen, dependen, moderator, intervening, atau kontrol, hendaknya melihat konteks dengan dilandasi konsep teoritis yang mumpuni maupun hasil pengamatan yang empiris. Dengan demikian, sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti, terlebih dahulu perlu dilakukan kajian teoritis dan melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu terhadap objek yang akan diteliti. Jangan sampai rancanangan penelitian sudah dibuat di lembaran kertas, tetapi tidak mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada pada objek penelitian. Tidak sedikit peneliti yang sudah merumuskan masalah ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada objek penelitian.[19]
Keseimbangan antara ranah toritis dengan ranah realistis hendaknya juga diperhatikan oleh seorang peneliti dalam menentukan variabel-variabelnya.
E.       Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan keadaan (panjang, pendek) sebuah interval yang ada dalam alat ukur, yang kemudian alat tersebut apabila digunakan dalam mengukur variabel akan menghasilkan data kuantitatif. Adapun macam-macam skala pengukuran tersebut antara lain:
1.         Skala Ordinal
Skala ini memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik yang beragam yang dimiliki oleh objek penelitian. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal kemudian ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristi yang lebih atau kurang, tetapi tidak fokus pada berapa banyak kekurangannya atau kelebihannya.
Contohnya, apabila ingin mengukur prioritas kepuasan (ranking) responden terhadap empat toko pulsa nasional.
NO
TOKO PULSA
RANKING
1
Supricell
1
2
Ihsancell
2
3
Alicell
3
4
Syarifcell
4
Dengan skala ini, maka Supricell yang mendapatkan prioritas terbanyak atas pilihan responden.
2.         Skala Nominal
Skala ini digunakan untuk mengklasifikasikan objek (individual atau kelompok). Sebagai contoh, jenis kelamin, pekerjaan, agama dan lain-lain. Contohnya, jenis kelamin responden, laki-laki = 7, dan wanita 8.
Upaya identifikasinya, tetap menggunakan angka-angka sebagai simbol.[20]
3.         Skala Interval
Skala interval adalah skala yang cara pengukurannya berkenaan dengan posisi jarak antar dua titik pada skala, yang sudah diketahui. Berbeda dengan skala ordinal, dimana jarak dua titik tidak diperhatikan (seperti berapa jarak antara puas dan tidak puas, yang sebenarnya menyangkut perasaan orang saja).
Contohnya, temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celsius, atau Fahrenheit, dengan masing-masing punya skala sendiri. Untuk air membeku dan mendidih:
Celcius pada 0° C sampai 100° C. Sakala ini jelas jaraknya, bahwa 100-0=100
Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F. Skala ini jelas jaraknya, 212-32=180

4.         Skala Ratio
Skala ini adalah skala yang cara pengukurannya juga berkenaan dengan posisi jarak dua titik pada skala yang sudah diketahui, dan mempunyai titik nol yang absolut. Ini berbeda dengan skala interval, dimana tidak ada titik nol mutlak/absolut. Seperti titik 0°C tentu berbeda dengan titik 0°F. atau pergantian tahun pada sistem kalender Masehi (setiap 1 Januari) berbeda dengan pergantian tahun Jawa, China dan lainnya. Sehingga tak ada tahun baru dalam artian diakui oleh semua kalender sebagai tahun baru.
Contohnya, Jumlah buku di kelas. Jika 5, berarti ada 5 buku. Jika 0, berarti tidak ada buku (absolut 0).
5.         Skala Pengukuran Sikap
Berkenaan dengan sikap (abstrak), ada empat jenis skala pengukurannya, yaitu skala likert, skala thurstone, skala guttman dan skala deferensial.
a.         Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan resepsi seseorang atau individual tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh seorang peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Contohnya:
BENTUK PREFERENSI
NO
PREFERENSI
NO
PREFERENSI
NO
PREFERENSI
1
Sangat Setuju
1
Setuju
1
Sangat Positif
2
Setuju
2
Sering
2
Positif
3
Ragu-ragu
3
Kadang-kadang
3
Netral
4
Tidak Setuju
4
Hampir Tidak Pernah
4
Negatif
5
Sangat Tidak Setuju
5
Tidak Pernah
5
Sangat Negatif
Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban tersebut diberi skor. Misalnya sangat setuju diberi skor 5, setuju sekornya 4 dan seterusnya.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan, baik bersifat favorable (positif) atau bersifat unfavorable (negatif).
Sistem penilaian dalam skala likert yaitu apabila item favorable, sangat setuju = 5, dan seterusnya. Untuk item unfavorable, sangat setuju = 1, dan seterusnya.
b.        Skala Thurstone
Skala thurstone adalah skala sikap yang pertama dikembangkan dalam pengukuran sikap. Skala ini mempunya tiga metode penskalaan sikap, yaitu:
1)        Metode perbandingan pasangan,
2)        Metode interval pemunculan sama
3)        Metode interval berurutan.
c.         Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan mendapat jawaban yang tegas, hanya ada dua alternatif. Antara setuju atau tidak setuju.
Contohnya, Apakah anda setuju dengan pernyataan bahwa Pak H. Sabeni itu tampan dan baik hati?
Pilihan:   a. Setuju    b. Tidak Setuju
d.        Skala Semantik Deferensial
Skala ini dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ‘sangat positifnya’ terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang ‘sangat negatif’ terletak di bagian kiri gasis, atau sebaliknya.[21]
F.        Definisi Operasional
Definisi operasional ialah suatu definisi yang diberikan kepada sesuatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang dibuat, berupa definisi operasional yang diukur. Dengan kata lain, definisi operasionalnya bersifat eksperimental.[22]
Berikut sebagai contohnya, seorang guru memikirkan apa tanda-tanda seseorang siswa dikatakan “rajin belajar.” Apa saja yang menjadi “ukuran” rajin belajar itu? Pertama, deskripsikan dulu apa saja kegiatan yang termasuk belajar itu (mengikuti kelas, membaca bahan pelajaran, mengerjakan tugas, berdiskusi dengan teman, atau apalagi?). Setelah itu cari tanda (ukuran, indikator) kerajinan (belajar) dari setiap deskriptor tadi. Jadi, ada rajin mengikuti kelas (tanda atau indikatornya?), ada rajin membaca bahan pelajaran (tanda atau indikatornya?) dan seterusnya. Kemudian, dalam setiap deskriptor itu tentu ada subdeskriptornya. Mengikuti kelas (salah satu deskriptor belajar) mengandung sub kegiatan, misalnya, mengikuti presentasi guru, mengikuti diskusi kelas (jika ada), mengerjakan tugas kelas (jika ada), menyusun makalah untuk diskusi kelas dan mempresentasikannya (jika ada).
Dengan demikian, kerajinan belajar siswa ialah kekerapan seseorang siswa hadir di kelas mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas-tugas kelas, kekerapan membaca literatur yang terkait dengan pembelajaran, kekerapan dan kesungguhan mengerjakan tugas-tugas dari guru dan sebagainya.
Dalam pengertian lain, definisi operasional terhadap suatu variabel, bukanlah mutlak untuk keperluan mengkomunikasikannya kepada orang lain, sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam interpretasi, tetapi juga untuk menuntun peneliti. Misalnya di dalam menyusun pengurutan variabel-variabel yang hendak diteliti. Sebagai contoh, variabel ‘tingkat pendidikan’ didefinisikan secara operasional dengan ‘jumlah tahun seseorang pernah bersekolah, terhitung mulai Sekolah Dasar (SD).[23]
Ada tiga pola yang dapat diberikan dalam melakukan definisi operasional terhadap suatu variabel atau konstruk, yaitu:
a.         Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang didefinisikan. Sebagai contoh:
1)        Bodoh adalah seseorang yang rendah kemampuannya baik dalam memecahkan soal atau dalam memahami bilangan.
2)        Lapar adalah orang yang menyantap makanannya kurang dari satu menit setelah makanan itu dihidangkan. Dan menghabiskan makanan tersebut dalam tempo 5 menit.
3)        Sabar adalah seorang ibu yang melahirkan anak tidak kurang dari 4 orang dalam 5 tahun.
b.         Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi yang tidak dilakukan atau yang harus dilakukan dalam memperoleh konstruk yang didefinisikan. Sebagai contoh:
1)        Kenyang adalah suatu keadaan yang timbul pada seseorang setelah ia diberi makan secukupnya dengan interval selama 4 jam.[24]
2)        Garam adalah suatu zat yang dibentuk dari kombinasi antara kalium dan khlor.
3)        Frustasi adalah suatu hal yang timbul akibat tidak tercapainya hal yang sangat diinginkan padahal, hal tersebut sudah hampir tercapai.
c.         Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu nampak atau dimunculkan. Sebagai contoh:
1)        Harga gabah adalah harga rata-rata dari gabah kualitas rendah di tingkat pedesaan di Jawa.
2)        Murid yang cerdas adalah mereka-mereka yang mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan dengan baik serta dapat berdiri sendiri dalam memecahkan masalah.
3)        Prestasi berhitung adalah kompetensi dalam menambah, mengurang, mengalikan, membagi, menggunakan pecahan dan desimal.
4)        Ekstraversi adalah kecenderunganseseorang yang lebih menyukai berada dalam suatu kelompok daripada menyendiri.[25]











PENUTUP
A.           Kesimpulan
Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk pada sesuatu yang kongkret. Konsep juga bermakna istilah atau simbol. Jika persimpangan jalan ada rambu-rambu lalulintas berupa lampu merah, berarti pengendara wajib berhenti. Sedangkan makna konseptualisasi adalah proses pembentukan konsep dari gejala-gejala yang telah diamati oleh seorang peneliti.
Konstruk merupakan konsep yang bersifat umum yang maknanya tidak terikat pada waktu dan tempat. Konstruk atau bangunan ini merupakan pendapat peneliti tentang variabel. Yang kemuadian variabel tersebut menjadi landasan utama dalam penulisan ilmiah.
Variabel ialah sesuatu yang berbentuk apa saja yang pada prosesnya ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan keadaan sebuah interval yang ada dalam alat ukur, yang kemudian alat tersebut apabila digunakan dalam mengukur variabel akan menghasilkan data kuantitatif.
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada sesuatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan makna atau menspesifikasikan kegiatan, atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Hal itu ditujukan agar variabel bisa lebih dimengerti dan lebih mudah untuk dianalisis. Definisi operasional yang dibuat, berupa definisi operasional yang diukur. Dengan kata lain, definisi operasionalnya bersifat pengalaman atas peneliti.




B.            Kritik dan Saran
Dengan ini kami membuka ruang diskusi yang lebih jauh lagi, demi terciptanya khazanah keilmuan yang lebih sempurna, khususnya pada pembahasan makalah ini. Silahkan email ke suprihatinalghozali@aol.com atau ke muhammadichsan102@gmail.com !

DAFTAR PUSTAKA
Ø   Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Ø   Faisal, Sanafiah. Format-Format Penelitian Sosial,  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.
Ø   Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Ø   Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabet, 2009.
Ø   Sumanto. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS, 2014.
Ø   Gulo, W. Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo




[1]Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS, 2014,  hal. 47.
[2]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, hal.  8.
[3]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo,  hal. 37.
[4]Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS, 2014,  hal. 44.
[5]W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo,  hal.  9.
[6]Prof. Dr. Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, cet18, Bandung: Alfabeta, 2013, hal 38
[7]Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, cet 15, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal 159
[8]Dr. Sumanto, M.A, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian, Yogyakarta: CAPS cet. 1, 2014 hal. 31
[9]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 161
[10]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 164

[11]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, hal. 158.
[12]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, hal. 119.
[13]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013,  hal. 39.
[14]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, hal 39
[15]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013,  hal 39
[16]Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif kualitatifdan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013,  hal. 41.
[17] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, hal. 95.
[18] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabet, 2009, hal. 39.
[19] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabet, 2009, Cetakan ke 8, hal. 41.
[20] Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006, hal. 55
[21] Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006, hal. 57
[22] Moh Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, hal. 126.
[23] Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial,  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999, hal. 108.
[24] Interval adalah masa antara dua kejadian yg bertalian (diakses di http://artikata.com/, pada tanggal 25 Februari 2015)
[25] Sanafiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial,  Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999, hal. 127

1 komentar:

  1. Hai..
    kita dari agen poker online papadomino mau memberitahukan bahwa sekarang sedang ada promo bonus yaitu :
    * Bonus Mingguan : 0.5% (setiap senin)
    * Bonus Referral : 20% (seumur hidup)

    Hanya dengan minimal depo & wd Rp 20.000,-
    Proses depo / wd cepat
    100% PLAYER VS PLAYER Tanpa ROBOT
    link pendaftaran : http://papadomino.com/?ref=jesica6413
    Untuk info lebih lanjut silahkan hubungi : 2B4A514B

    * Buat yang suka bermain togel silahkan kunjungi http://www.papa4d2.com/ref.php?ref=jesica
    ;)
    judi poker
    bandar poker
    domino online
    agen poker online
    poker online
    capsa susun
    poker online terpecaya

    BalasHapus